Rabu, 22 Maret 2017

Dua Dunia Avera Bag. 3



Avera terbangun. Ia menangis setelah terbangun dari mimpinya. Ia akhirnya menemukan siapa yang mengejae dirinya dalam mimpi anehnya. Mimpi itu begitu terasa nyata. Ia masih bisa mengingat jelas wajah Sadroz dalam mimpinya. Hanya saja bagaimana dengan Roy? Apa yang akan terjadi jika ia memutuskan untuk menunda pernikahannya karena masa lalu yang masih belum ia temukan?

Sesaat Avera menghentikan tangisannya. Ia harus fokus ke pekerjaannya. Ia tidak boleh memikirkan hal itu. Ia pun mempersiapkan dirinya sebelum berangkat kerja.

Roy pun datang menjemputnya. Ia sadar Avera lebih lambat daripada biasanya. 

"Avera, ada apa?"
"Aku... Tidak apa - apa. Aku ingin kita berdua... Bicara serius lagi..."
"Bicara serius? Apa maksud kamu?"
"Roy, kautahu aku kehilangan ingatan masa lalu aku. Aku... Takut kalau masa laluku akan merusak hubungan kita."
"Avera, kautahu aku tak pedulikan masa lalumu. Ada apakah?"
"Aku bermimpi kalau aku sudah menikahi orang lain, Roy. Kalau itu benar, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
"Di tanda pengenalmu, kau belum menikah. Di sini kamu tinggal sendirian. Rasanya hampir tak mungkin kamu sudah menikah, Avera."
"Bagaimana kalau memang aku sudah menikah? Roy, I did see him in my dream."
"Kaukira bayangan hitam itulah yang jadi suamimu?"
"Semalam aku melihat wajahnya. Aku merasa kenal dan dekat dengannya."
"Terserah kamu, deh. Jangan bicarakan ini dulu. Kau tahu kita berdua sudah kenal cukup lama."
"Kau belum tahu masa laluku. Itu fakta, Roy."
"Baiklah. Kita bicarakan nanti. Aku rasa kau akan terlambat."

Mereka berdua sama sekali tidak membicarakan apapun selama perjalanan. Avera hanya mengucapkan selamat jalan yang hanya dibalas dengan anggukan dari Roy. Hati Avera terluka, begitu juga dengan hati Roy. Mereka berdua sadar bahwa kemungkinan mereka harus berpisah.

Namun, baik Avera dan Roy belum berani mengambil keputusan untuk berpisah. Bagaimana dengan Sadroz? Apakah ia nyata? Atau seperti mimpi yang lain, ia hanya mimpi yang menghantui setiap malam Avera?


Sabtu, 11 Maret 2017

My Different Nicknames



Sebenarnya aku sedang sibuk jadi lebih telat kirim blog ketimbang biasanya. Jadi admin grup Belajar Bahasa Inggris yang jumlah membernya full tidaklah mudah. Walaupun statusnya volunteer dan cukup mikir banyak, tokh paling tidak bisa membantu orang lain itu udah lebih dari cukup.

Namaku Vicynthia. Dengan berbagai panggilan, Thia, Cynthia, Vicyn, Vicy, dan mungkin ada yang lain. Banyak banget ya nama panggilan aku? Kadang aku merasa harus memperkenalkan diri dengan nama panggilan berbeda. Hanya saja perbedaan lingkungan dan perkenalan tentu membuat nama panggilan itu jadi bermacam - macam.

Thia adalah panggilanku di rumah dan keluarga. Orang yang berhubungan dengan keluarga aku memanggilku dengan sebutan Thia. Sekarang nama itu juga dipakai sebagai nama panggilan oleh teman - teman sesama korban investasi online ketika kami chatting bersama. Di Purwacaraka karena kaitannya juga dengan keluarga aku, maka nama itu lebih familiar.

Lalu, muncullah Vicyn. Entah dari siapa sebutan itu muncul ketika aku masuk SMA di Angela. Ujung - ujungnya nama itu jadi nempel banget sampai aku lulus kuliah. Banyak teman kuliah dan SMA yang mengenalku dengan panggilan tersebut.

Vicy itu adalah pemberian seorang teman Australia. Namanya Trish Geidel. Usianya seperti Mama. Kami berkenalan lewat medsos pecinta pohon, Tree Nation. Itu medsos, ya? Mirip Facebook. Cuma aku ga tahu sekarang sudah seperti apa. Aku sudah lama tidak aktif. Aku senang ketika mendapat pohon gratis darinya di Tree Nation. Bersama - sama kami membantu untuk menanam pohon di berbagai belahan dunia. Sayangnya terakhir aktif di sana, Asia sepertinya belum termasuk. Kami bersama - sama "memberikan" air untuk pohon. Saat airnya sudah cukup akan muncul "pohon" baru. Dari sanalah, aku dipanggil Vicy.

Cynthia adalah nama perkenalanku ketika aku menjadi guru piano di suatu tempat yang kutinggalkan. Salah seorang yang pernah bekerja di sana meng-hire aku dan membuatku dikenal dengan nama Cynthia di tempat saat ini.

Itu deh berbagai nama panggilan aku. Mungkin ada yang lain, sih...
Namaku memang beda. Aku lupa asal katanya apa. Yang pasti itu dari bahasa Pali atau Sansekerta (menurut beberapa orang). Artinya yang berilmupengetahuan. Nama yang cukup unik itu memang sulit dituliskan untuk beberapa orang yang tidak tahu. Masih banyak yang tertukar hurufnya.

Nah itu dia tentang namaku? Kalau kalian? Silakan komentar kalau mau cerita tentang nama kalian.