Minggu, 16 April 2017

Dua Dunia Avera bag. 5






Avera sudah membuat keputusan bulat. Ia harus melepaskan Roy. Air matanya menetes karena ia terluka.

Roy yang menemaninya pulang saat itu jelas mengeluh dan marah.

"Avera, kumohon. Itu cuma bayangan saja. Dia tidak nyata. Apakah kau tidak mengerti perasaanku?"

"Roy, aku belum mengetahui masa laluku. Aku tak tahu aku ini siapa, orang tuaku siapa pun aku masih belum tahu. Aku tak bisa menemukan mereka."

"Avera..."

"Bagaimana jika aku adalah seorang pembunuh? Bagaimana jika aku adalah istri seseorang? Aku..."

"Dia tidak mencarimu, Avera. Sadarlah. Ini semua tidak benar."

"Tolong hormati keputusanku. Aku ingin tahu masa laluku sebelum ikatan itu terjalin. Aku hanya meminta kesabaranmu. Aku tidak meminta kita putus. Tapi tolong tunda pernikahan ini, tunda pertunangan kita. Ini demi kamu juga. Bukan cuma aku."

Roy pun mengangguk.

"Baiklah. Aku mengerti." Katanya. "Kamu akan sadar hal ini sia - sia saja. Tak akan ada yang aneh, kok. Kamu cuma terlalu khawatir."

"Roy, kumohon. Pahami aku."

"Baiklah." Kata Roy kesal.

Avera agak kesal dengan sikap Roy yang tampak tidak menghargainya. Kadang saat itu ia merasa Roy sangat ingin memilikinya dalam waktu dekat. Ia hanya berusaha memahami bahwa memang wajar jika Roy takut kehilangan dirinya.

Mereka pun tidak makan malam bersama seperti biasanya. Avera sebenarnya kesulitan tidur. Namun, akhirnya, ia melihat bayangan gelap menuju kepadanya dan membuatnya tersungkur. Ia kembali masuk ke dalam mimpinya.

"Avera." Kata Sadroz yang kembali menghampirinya.
"Kumohon, bukalah masa laluku. Jika benar kau suamiku, tunjukkanlah kebenaran itu. Kau seharusnya tahu aku harus melukai hati seseorang yang aku cintai karena kamu."
"Maaf." Kata Sadroz. "Sayang, Avera, kamu adalah istriku."

Bersambung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar