Sabtu, 28 Januari 2017

Aduh, Ketipu Invest Online... Sebuah Cerita




Percaya ga percaya, aku masih bersyukur mengalami kejadian ini.

Jumat malam tanggal 20 January 2017 (kalau ga salah) atau tanggal 19nya, aku diinvite oleh seorang perempuan, Facebook friend yang aku ga kenal, untuk gabung ke grupnya di Join Invest.
Aku pun gabung. Aku emang lagi cari pendapatan tambahan gara - gara jumlah murid turun drastis dan aku tak mau cari murid rumah yang memang tidak bisa stabil, entah itu soal jadwal dan kondisi rumah. Di satu sisi, tempat aku kerja kurang berkembang secara jumlah murid.
Waktu itu sebenernya aku antara percaya dan ga percaya ketika melihat bahwa uang yang diinvest itu dikembalikan beserta dengan bunganya. Misalnya nih, kita invest Rp. 100.000,00, uang akan kembali ke kita Rp. 125.000,00. Cepat, kok. Hanya sehari atau dia hari. Ada bukti transfer ke anggota pula. Plus bunganya. Sesaat aku pikir itu cuma modus, tapi kalau bener, aku butuh.
h
Aku banyak hapus demi menjaga rahasia saat ini.


Lalu, dia pun membuka satu investasi baru. Dia mau jualan perhiasan ceritanya. Terus butuh modal usaha. 1 slot harganya Rp. 100.000,00. Akhirnya aku pikir - pikir antara percaya ga percaya. Ada bukti transfer dari orang itu, lho. Sayang aku ga screenshot. Katanya bakal cair Rp. 120.000,00 per slotnya di hari Minggu. Karena sebelumnya udah ada bukti, aku percaya aja. Sabtu pagi aku mutusin transfer. Tadinya aku hampir ganti pesanan dari 2 slot jadi 5 slot. Tapi, aku mendadak ketakutan. Percaya deh, aku doa dulu sebelum transfer. Akhirnya kembali jadi 2 slot. Jadi aku transfer ke dia sebesar Rp. 200.000,00. Lalu aku inform ke dianya. Dia salah tulis nama aku. Jadi aku kira belum kedaftar padahal udah transfer.

Sabtu sore atau menjelang malam, aku mulai nunggu response dari yang katanya bakal dibalikin di hari tersebut. Sayang aku cuma ingat kalau foto yang terakhir dia pasang di grup itu foto dia bareng supplier. Setelah itu, aku mungkin keasyikan yang lain, main game kayaknya sampai subuh. Aku bingung pas ngecek grup, post yang dulu - dulu ga bisa dikomen... Waduh, gawat... Pos di atas itu aku usaha komen ga bisa, error. Aku lacak akun admin grup udah ga ada... Ga aman deh... Lalu, aku langsung bikin pos di sana dan bikin group chat dengan anggota para member grup.

Akhirnya kita berkumpul, mempertanyakan nasib uang kita. Beberapa di antara kita ada yang bayarnya di atas Rp. 1.000.000,00. Setelah dihitung total, orang itu berhasil mendapatkan hampir Rp 10.000.000,00 dari kami. Aku mungkin orang yang paling tenang dari semua. Tapi, tetap saja pagi - pagi, gara - gara itu, aku belum tidur, telepon BNI Call Center, untung diangkat pas hari Minggu jam 6 pagi pula. Aku lapor ke BNI bahwa aku tertipu bisnis investasi online oleh salah satu nasabah BNI yang berinisial IFY. Kami berdua memang nasabah BNI. Katanya aku harus bikin laporan ke polisi dulu dan ke BNI untuk blokir akun.

Saat aku mau pergi ke Polsek di Buahbatu, aku baca di group chat kalau kita para korban mau ngambil cara kekeluargaan. Jadi aku batal lapor ke polsek. Di sana juga ada cerita salah satu member yang tinggal dekat dengan tempat tinggal pemilik rekening, pergi ke rumahnya. Orang ini pun cerita kalau pemilik buku tabungan kebingungan. KTP dan ATMnya sudah hilang selama sebulan. Tapi, aku bingung karena cerita awal polisi tidak peduli sama laporan kehilangan dia, dan yang kedua ia tidak lapor sama polisi. Satu hal lain lagi, orang yang mengunjungi rumah pemilik rekening dari sebelum bertemu seakan memaksa kita untuk berpikir kalau itu ada orang yang pake identitas orang lain untuk nipu. Rasanya aneh, tapi kita ga berani bicara. Hanya bingung kenapa orang ini selalu membela pemilik rekening yang mengambil uang kami (dia tidak jadi korban karena dia bilang dia hanya nyimak). Bukankah harusnya dia mengerti kondisi kita sebagai korban? Kok dia selalu membela pemilik rekening yang ceroboh ga lapor polisi pas hilang dompet? 

Akhirnya denger curhatan para korban. Ada satu yang butuh untuk persediaan akhir bulan, yang lain harus balikin ke temennya karena pinjam uang, ada yang anaknya dirawat di rumah sakit. Anaknya yang satu sakit, tapi tahu - tahu tiga anaknya sakit semua. Gara - gara dengan ceritanya mereka, ya udah aku yang terakhir dibalikin juga ga apa - apa. Ga besar dibandingkan dengan yang lain juga kok.

Lalu, sehari kemudian, ketika pagi hari, si penyimak yang jadi member tapi tidak jadi korban mengakui kalau sebenarnya dia dalang dari semua itu. Dia meminjam identitas pemilik rekening untuk menipu kami. Katanya bapaknya sedang sakit. Dia mengakui nama aslinya, asal daerah, dan tempat bekerja.

Tiap hari beneran rasanya pasti ada yang pingin uangnya segera kembali. Itu wajar, kok. Apalagi kalau jumlahnya besar. Aku sih jadwal memang lumayan kosong, makanya mau kuisi sama menulis. Siapa tahu suatu saat bisa jadi penghasilan lagi. Pekerjaan aku soalnya freelancer guru musik. 

Tapi, ada saat di mana aku harus menjadi orang yang sangat bijak saat menghadapi situasi kayak gini. Semua orang adalah korban, termasuk pelakunya. Aku belajar menjadi empati dengan si pelakunya karena aku pun harus begitu saat aku menuliskan tentang tokoh antagonis dalam novel yang aku buat. Tokh, kalau si pelakunya didoakan jadi sial, nanti kita juga rugi, ga bisa dapat uang kita kembali.

Ada kerja sama yang baik antara member. Aku juga inget harus menjangkau semua korban, termasuk pelaku. Akhirnya keputusan mengirimkan nomor kontak Tzu Chi Jawa Timur ke pelaku adalah keputusan yang aku rasa terbaik. Tzu Chi adalah satu LSM yang aku percaya bisa membantu banyak orang yang membutuhkan. Harapan aku cuma kalau dia coba dan kalau dia jujur. Paling tidak dia sudah mengaku. Paling tidak, ia punya itikad baik untuk mengembalikan.

Dari kejadian ini, aku belajar satu hal yang dulu sempet aku pikir hilang. Aku dulu sempat bertanya sama diri sendiri kenapa ya susah jadi tulus? I was hurt that time by someone I cared. Kejadian ditipu invest online ini mengembalikan perasaan empati yang sempat hilang karena terluka waktu itu. Aku mikirin banyak orang gara - gara ini. Hampir lupa sama diri sendiri, tapi untungnya tidak lupa sama kondisi sendiri lagi.

Semoga aku bisa jadi lebih baik hatinya lagi. Begitu juga para korban dan pelaku. Pelaku juga korban kok... Semoga dia diberi kelancaran sehingga niat baiknya tercapai dan kami semua kembali mendapat hal kami. Paling tidak, sudah ada beberapa korban yang mendapat uang mereka kembali walau hanya dicicil. 

Mendoakan yang baik untuk orang yang bersalah kepada kita akan membantu kita memaafkan dan bukan tidak mungkin mendapat kebaikan. Kebaikan ini tidak hanya dari pihak yang bersalah, tapi juga orang lain, dan terutama dari Tuhan. Belajarlah untuk tidak menyumpahi orang yang salah kepada kita, tapi belajarlah berempati kepada mereka. Memang tidak mudah memaafkan saat kita terluka, tapi cobalah.

Dari setiap kejadian, ada hikmah tersembunyi di dalamnya. Itulah yang harus kita temukan secepatnya dalam menjalani hidup.

8 komentar:

  1. Gud lesson2learn yaa. TFS. Means a lot. Buat prevent diri sendiri agar ga mudah percaya begotu saja dgn bisnis2 abal2 gt yaa. Salam kenal ^^

    BalasHapus
  2. makanya hati hati kak... klo yang model model online emang susah diharapkan :/ banyak yang nipu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Kasian sih karena ada member lain yang kena tipu yang beda lagi. Kebayang perasaan mereka.

      Hapus
  3. hati hati kak. btw template blognya tolong dibenarkan :) Biar ga pusing nge liatnya.

    BalasHapus
  4. Aku masih ga ngerti caranya. Pemula banget yang cuma tau ngepost dan masukin gambar aja.

    BalasHapus
  5. sudah terjadi kemarin koperasi pandawa dengan 107 nasabah nya semua ketipu sampai bermilyaran rupiah, soo kita harus hati-hati

    BalasHapus
  6. dari pada inves sama orang lain, mending invest buat uasa sendiri kan ketauan yang kelola sendiri

    BalasHapus